Oleh: Marmi Panti Hidayah/Erly Towoliu
Seringkali
tanpa disadari, kita bersendawa saat dipijat. Itu mungkin normal. Namun
kenapa ada juga orang yang bersendawa saat memijat orang lain? Mari
kita simak penjelasannya.
Menurut dr. Hawin Nurdiana, M.Kes,
normal saja orang bersendawa saat sedang dipijat, sebab pijat berfungsi
memperlancar peredaran darah. Darah bertugas membawa zat-zat, di
antaranya oksigen ke seluruh tubuh. Peredaran darah yang lancar berkat
dipijat akan mengaktifkan kerja organ-organ tubuh, di antaranya organ
dalam sistem pencernaan.
“Organ yang semula istirahat dan
menyimpan udara, menjadi aktif dan membuang udara dengan cara
bersendawa,” ujar dosen di Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Jadi,
lanjutnya, ”pijat sebenarnya rangsangan refleks terhadap rongga
pencernaan untuk mengeluarkan udara. Pengeluarannya bisa berupa sendawa
atau buang angin”.
Lalu bagaimana bila terapis pijat yang bersendawa?
Founder
& Owner Fitto Reflexology, O.A Yuwono menjelaskan, jika terapis
bersendawa berarti tengah terjadi proses transfer energi dari orang yang
dipijat kepada pemijat. Namun proses itu tidak bisa dirasakan semua
terapis.
Terapis yang bersendawa biasanya karena dia memiliki
kepekaan yang lebih. Karena itu, penyakit yang diderita pasien juga bisa
pindah ke terapis.
“Reaksi yang terjadi pada terapis bisa
bersendawa, batuk-batuk, atau mengalami pegal-pegal,” jelas Yuwono. Tak
heran ada terapis merasa capek dan pegal usai memijat, tapi bukan akibat
aktivitas fisik memijat.
Jadi dalam ilmu pijat, istilah transfer
energi memang dikenal. Sangat berbahaya bila sang terapis tidak tahu
cara membuang energi negatif (penyakit) tadi.
“Bisa dibayangkan
bila dalam sehari terapis memijat empat pasien yang menderita penyakit
seperti masuk angin. Bisa terjadi transfer energi dari keempat pasien,
kan kasihan terapisnya,” katanya.
Oleh karena itu, Yuwono
menyarankan, setiap terapis harus berdoa dulu sebelum melakukan
pemijatan. “Mintalah tolong kepada Tuhan supaya energi yang tertransfer
ke tubuhnya bisa dikembalikan ke bumi,” ujarnya.
Selain itu, ada
teknik pemijatan yang memungkinkan transfer energi dibuang ke bumi.
Caranya adalah dengan mengarahkan tangan pasien ke arah bawah (arah
bumi) saat pemijatan.
Namun bila ditinjau dengan ilmu
kedokteran, tidak seperti itu. Menurut dr. Rifsia Ajani, proses transfer
penyakit yang dialami oleh ahli terapis pijat seperti pada kasus
sendawa saat memijat, tidak dikenal dalam dunia kedokteran.
"Saya belum pernah menemukan penjelasan secara ilmiah tentang hal itu," ujar dr. Rifsia.
Kendati
demikian, dalam ilmu kedokteran tetap diakui bahwa pijat memiliki
banyak manfaat. Ketika masuk angin akibat keletihan dan stres misalnya,
otot terasa nyeri. “Pijat membantu relaksasi otot,” katanya.
Yuwono
menambahkan, indikasi masuk angin bisa dilihat pada badan yang memerah
saat dipijat. “Dengan pemijatan sirkulasi darah akan lancar dan keluar
angin,” ujarnya.
Agar proses pijat berjalan aman dan nyaman, O.A
Yuwono memberikan tipsnya sebagai berikut, baik untuk terapis maupun
yang dipijat:
- Sebelum memijat, terapis berdoa dulu minta
pertolongan kepada Tuhan agar tidak terjadi transfer energi negatif dari
tubuh pasien ke tubuhnya.
- Arahkan tangan ke bawah saat pemijatan, sebagai bentuk transfer energi negatif dari pasien ke arah bumi.
-
Bagi orang yang akan pijat, pilihlah tempat pijat yang nyaman. Idealnya
ruang pemijatan untuk laki-laki dan perempuan terpisah. Ini indikator
paling gampang membedakan mana tempat pijat yang baik atau tidak.
- Pilihlah terapis yang memiliki sertifikat pemijatan, sehingga keahliannya dalam memijat sudah teruji.
- Pastikan apakah tempat pijat tersebut memiliki perizinan dari Dinas Kesehatan dan Dinas Pariwisata untuk spa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar